Mengapa Saham Facebook Layu
saham Facebook Inc justru memberikan kabar sedih bagi investor. Selama
dua hari diperdagangkan di bursa saham Nasdaq Amerika Serikat (AS),
saham berkode FB ini anjlok ke level di bawah harga perdananya.
Pada penutupan perdagangan Senin, 21 Mei 2012, harga saham Facebook turun 11 persen
ke level US$34,03 per lembar. Artinya, saham perusahaan jejaring sosial
raksasa itu telah berada di bawah harga perdananya sebesar US$38 per
lembar. Jika dibandingkan dengan harga tertingginya, US$45 per lembar,
saham Facebook telah merosot lebih dalam sebesar 25 persen.
"Saat
ini, bukan saatnya saham Facebook meningkat dan menciptakan sensasi,"
kata Analis Komoditas dan Broker dari FuturePath Trading LLC di Chicago,
Frank Lesh seperti dikutip laman reuters.com, Selasa, 22 Mei 2012.
Merosotnya
saham Facebook memang tak sepenuhnya murni kesalahan dari perusahaan.
Pelaksanaan IPO Facebook dilakukan di tengah kondisi pasar modal dunia
yang tengah terguncang. Berbagai sentimen negatif mulai dari Yunani,
perlambatan ekonomi China, dan buruknya kinerja perekonomian AS telah
mendorong bursa saham dunia ke arah negatif.
Kombinasi dari
ekspektasi yang tinggi para investor dan kondisi bursa ekonomi global
telah memunculkan ancaman bagi Facebook dalam memperoleh kepercayaan
Wall Street.
Binger menilai, jatuhnya harga saham Facebook ke
level di bawah harga perdana telah merusak psikologis investor. "Orang
yang membeli saham ini mulai merasa sesuatu yang salah telah terjadi.
Emosi dan sikap skeptis kini berperan dominan," katanya.
Penuh rekor
Harapan
investor atas gemerlapnya kinerja saham Facebook memang wajar. Beberapa
bulan sebelum menggelar IPO, perusahaan yang dibangun di sebuah kamar
asrama Universitas Harvard ini, telah diprediksi bakal mencatat sejumlah
rekor.
IPO Facebook menjadi perhatian pelaku pasar modal ketika dengan berani mengajak 25 bank yang
terlibat dalam proses penjaminan emisi IPO. Dipimpin oleh Morgan
Stanley, bersama JP Morgan dan Goldman Sach, IPO perusahaan ini
melibatkan hampir seluruh pelaku pasar saham Wall Street AS.
Tak
berhenti di sana, Facebook kembali membuat gempar ketika sejumlah
pengamat menilai IPO perusahaan yang sebelumnya bermarkas di Silicon
Valley itu diprediksi bakal mencapai US$5 miliar. Target dana itu
dinobatkan sebagai yang terbesar dalam sejarah perusahaan teknologi, setelah rekor sebelumnya dicatatkan oleh perusahaan mesin pencari Google Inc.
Pada
kenyataannya, dana hasil IPO Facebook ternyata melambung sangat tinggi.
Dengan memasok harga perdana US$38 per lembar, Facebook berhasil
menambah pundi-pundi uangnya hingga mencapai US$18,4 miliar atau Rp156,6
triliun.
Melonjaknya dana hasil IPO itu tak terlepas dari
keputusan Facebook yang menaikkan rentang harga perdana dari US$28-35
per lembar menjadi US$34-38 per lembar. Perusahaan penjamin emisi juga menambah volume saham yang dijual sebesa 25 persen menjadi 422 juta lembar saham.
Lewat
aksinya ini, Facebook diperkirakan bakal mencatatkan valuasi hingga
US$104 miliar. Facebook pun lagi-lagi dinobatkan bakal mencetak sejarah
sebagai perusahaan AS pertama yang memiliki valuasi diatas US$100 miliar pada debut pertamanya.
Pencetakan
rekor-rekor baru sepertinya tak mau menghampiri perusahaan Mark
Zuckerberg ini. Pada perdagangan perdananya, Jumat, 18 Mei 2012, saham
Facebook kembali membuat sejarah baru di pasar modal AS.
Dengan aksi jual beli saham yang mencapai 576 juta lembar, Facebook menorehkan sejarah sebagai emiten dengan transaksi volume perdagangan terbesar
di bursa saham AS. Pada awal perdagangan perdananya kemarin, saham
perdana Facebook sempat menguat ke level US$42,05 atau naik sekitar 11
persen.
Namun saat penutupan pada hari pertama perdagangan,
saham Facebook cukup berpuas diri dengan hanya mengalami kenaikkan
sangat tipis sebesar 0,6 persen ke level US$38,23 per lembar.
Mengapa layu?
Dengan
berbagai analisa dan rekor-rekor yang diciptakan tersebut, tak heran
jika investor berharap bakal memperoleh untung besar dari aksinya
membeli saham Facebook. Sayangnya, mimpi-mimpi untuk mendapat untung tak
kunjung muncul dalam dua hari perdagangan saham Facebook di bursa
Nasdaq.
Investor justru dikagetkan dengan kabar yang menyebutkan
Morgan Stanley, pemimpin perusahaan penjamin emisi IP) Facebook, telah
menurunkan target pendapatan perusahaan beberapa saat sebelum aksi go public tersebut digelar.
Seorang
sumber yang terlibat dalam transaksi tersebut mengatakan dua orang
investor mengusulkan agar Facebook merevisi target kinerja perusahaan.
Hal itu dilakukan di tengah roadshow yang digelar manajemen Facebook.
Tak pelak, berbagai kalangan menuding langkah tersebut telah
berkontribusi pada melemahnya harga saham Facebook.
Perubahan estimasi yang dibuat Morgan Stanley ini telah masuk dalam dokumen yang diserahkan pada otoritas bursa saham AS, U.S. Securities and Exchange Commission
(SEC). Dalam keterangannya, manajemen Facebook mengaku khawatir dengan
pertumbuhan kinerja perusahaan seiring beralihnya pengguna internet
desktop ke perangkat mobil.
"Revisi ini dilakukan selama road show. Saya tak pernah melihatnya dalam 10 tahun terakhir," ujar sumber seperti dikutip reuter.com.
Selain
Morgan Stanley, penjamin emisi lain yaitu JP Morgan dan Goldman Sach
juga diketahui telah merevsi target pertumbuhan Facebook dalam dokumen
yang diserahkan pada SEC, 9 Mei 2012 lalu.
Ketiga perusahaan penjamin emisi tersebut menolak untuk mengomentari informasi revisi target pertumbuhan Facebook jelang IPO.
Sejumlah
sumber yang diduga mengetahui perubahan proyeksi Morgan Stanley ini
mengatakan, analis dari Morgan Stanley, Devitt memotong target
pendapatan Facebook untuk kuartal kedua ini secara signifikan. Selain
itu, penjamin emisi juga memotong seluruh target perolehan pendapatan
perusahaan selama tahun 2012.
"Perlambatan ini menakutkan sejumlah orang dan membuat mereka memilih keluar," ujar seorang investor.
Senior
Managing Partner dari perusahaan penelitian IPO Boutique, Scott Sweet,
mengaku mengetahui juga adanya pengurangan proyeksi pertumbuhan
Facebook.
"Mereka secara jelas menurunkan targetnya, dan banyak
kekhawatiran mengenai hal itu," katanya. "Klien pengelola keuangan
terbesar kami mengatakan Facebook menurunkan target sekitar setengahnya
selama roadshow berlangsung."(np)