Putri Pariwisata Berharap Makanan Organik Lebih Murah
mengharapkan masyarakatnya dari Sabang sampai Merauke, dapat hidup
sehat. Satu di antaranya dengan mengonsumsi makan-makanan yang sehat
pula. Namun, makanan yang sehat tersebut sangatlah mahal, apalagi
makanan organik yang sepertinya harus merogoh kocek lebih dalam lagi
untuk mengonsumsinya.
Saat akan mulai mengonsumsi bahan pangan organik, banyak orang mungkin
akan cemas soal pembengkakan biaya. Tak mengherankan, mereka
mengasosiasikan konsep organik dengan harga yang lebih tinggi. Bila
diamati, pertanian dan peternakan organik memang menghabiskan biaya
sekitar 50-100 persen lebih besar dibandingkan yang tipe biasa.
Alessandra Khadijah Usman, selaku Putri Indonesia Pariwisata sangat
berharap makanan yang terbuat dari bahan-bahan organik dapat lebih murah
dari harga yang dijualnya. Dengan harga yang terjangkau pulalah
masyarakat Indonesia bisa hidup sehat dengan mengonsumsi makanan organik
setiap harinya.
"Saya berharap kita lebih peduli lagi dengan masakan yang sehat. Di
Indonesia itu sebetulnya masih kurang peduli ya dengan makan-makanan
yang sehat. Sekarang ini makan organik itu masih agak mahal ya. Dan,
saya berharap nanti masakan organik itu bisa dinikmati oleh semua
kalangan dengan harga yang jauh lebih murah lagi," kata Alessandra saat
ditemui di Food Revolution Day di Jalan Kayumanis, Jakarta Timur, Sabtu (19/5).
Ada banyak hal yang jadi alasan mengapa masakan atau makanan yang
terbuat dari bahan organik itu menjadi mahal. Misalnya, kebanyakan
pertanian dan peternakan organik memiliki skala bisnis yang lebih kecil
dibandingkan pertanian atau peternakan biasa.
Selain itu, perlu kerja lebih untuk bercocok tanam dan beternak tanpa
bantuan pupuk kimia, pestisida, dan obat-obatan. Ditambah lagi,
pengeluaran pakan organik untuk ternak juga memakan biaya dua kali lipat
daripada biasanya.
Karena itu, dalam Food Revolution Day atau Hari Revolusi Pangan
Internasional, Alessandra berharap selain masyarakat dapat mendapatkan
makanan yang sehat juga dapat mengedukasi dengan lebih memahami atas
makanan yang dimakannya serta dapat mempromosikan kuliner khas Indonesia
ke dunia Internasional.(ANS)