Terseret Kuda, Wisatawan Hutan Pinus di Blitar Tewas

285 views

Blitar, JA-Pos News – Nahas menimpa pengunjung Hutan Pinus Gogoniti Kesamben Blitar. Kuda yang ditungganginya lepas kendali. Korban terpelanting jatuh ke kanan, dengan kondisi kaki tersangkut tali pijakan di punggung kuda. Korban tewas karena badan dan kepalanya terseret di jalan bebatuan.

Korban bernama Dia Rahmawati (19) pengunjung asal Kalisangrah RT 25 RW 06 Desa Sumberboto, Donimulyo Kabupaten Malang. Saat kejadian Minggu (12/8) sore, korban berkunjung ke Hutan Pinus Gogoniti bersama empat temannya.

“Korban datang ke Gogoniti sekitar pukul 14.45 wib. Korban lalu naik kuda warna putih yang disewakan di area wisata itu. Awalnya didampingi paketik atau pawang kuda bernama Karudin,” jelas Kasatreskrim Polres Blitar AKP Rifaldhy Hangga Putra dikonfirmasi, Senin (13/8/2018).

Namun karena korban bilang sudah terbiasa naik kuda dan memelihara kuda, lanjut kasat reskrim, korban lalu minta pawang melepaskan tali kekang kuda yang sebelumnya dipegangnya. Korban pun menunggang kuda putih sendirian mengelilingi hutan pinus seluas 2,5 hektare. Bahkan hingga dua putaran.

Selanjutnya korban menunggangi kuda lain berwarna coklat. Pawangnya bernama Moh Mukson (34). Awalnya Mukson memegangi tali kekang di samping kuda yang berjalan pelan. Sementara korban memegang tali kendali.

Saat menuju tempat parkir, korban minta pawang melepas tali kekang yang dipegangnya. Kembali korban bilang sudah biasa naik kuda. Namun tiba-tiba kuda berlari kencang. Korban tidak bisa mengendalikan.

“Pawang Mukson lalu berteriak pekak kendali, pekak kendali. Tapi rupanya korban panik. Terpelanting jatuh ke kanan dari punggung kuda. Sementara posisi kaki masih tersangkut tali pelana punggung kuda sebelah kanan. Kepala dan badan korban terseret di bebatuan yang mengakibatkan tewas seketika,” beber Rifaldhy.

Melihat hal itu, pawang Mukson berlari mengejar kuda. Dia berhasil menghadang dan meraih tali kekangnya. Namun, kekuatan Mukson tak sebanding dengan kuda piaraannya. Muksonpun terseret di jalan berbatuan sejauh 50 meter. Dia juga mengalami luka serius di tangan dan kakinya.

“Kedua korban dibawa ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Namun korban perempuan meninggal, keluarganya menolak divisum. Mereka sudah membuat surat pernyataan. Pagi ini jenazah dibawa ke rumah duka di Malang,” pungkasnya.

sumber : detik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *